Klasifikasi hazardous
area adalah salah satu topik penting yang perlu dipelajari oleh Process
Engineer sebagai nilai tambah keahliannya. Mengapa Process Engineer? Karena seorang
Process Engineer mempunyai basis pemahaman yang baik mengenai karakteristik flammable material yang terkandung dalam
suatu zat selain pengetahuan tentang processing
facility/ equipment dalam suatu unit produksi minyak & gas.
Dalam prakteknya, klasifikasi hazardous area dilakukan oleh Process Safety Engineer. Pekerjaan
ini dapat dimulai ketika gambar P&ID dan plant layout sudah tersedia. Bahkan seringkali terjadi, klasifikasi
ini dapat berpengaruh terhadap disain suatu plot
pan sehingga diperlukan relokasi suatu unit/peralatan untuk menghindari
penempatannya di hazardous area.
Definisi Hazardous Area
Hazardous area
adalah suatu area dimana terdapat atau mungkin terdapat suatu explosive atmosphere pada kuantitas
tertentu sehingga memerlukan perlakuan khusus untuk konstruksi, instalasi, dan
penggunaan peralatan listrik dan mekanikal.
Sedangkan explosive
atmosphere didefinsikan sebagai campuran zat flammable dengan udara (yang
mengandung oxygen), pada kondisi atmosferik, dalam bentuk gas, vapor, mist atau
dust yang setelah menyala maka pembakaran akan menyebar ke campuran yang belum
terbakar. Atmospheric condition dapat didefinisikan pada tekanan 0.8 - 1.1 bara
dan temperature -20oC – 60oC, adapun peralatan listrik
biasanya didisain dan ditest pada kondisi ambient yaitu -20oC – 40oC.
Hazardous area terdapat pada berbagai fasilitas termasuk Oil
and Gas Platforms, Tankers, FPSO, Onshore Processing Facility, Storage Tanks.
Adapun klasifikasi hazardous
area merupakan suatu metode analisis dan klasifikasi suatu area dimana
terdapat (atau mungkin terdapat) campuran explosive
gas atmosphere.
Teori Segitiga Api
Proses terbentuknya nyala api dapat dijelaskan dengan teori
segitiga api atau segitiga pembakaran berikut.
Gambar 1. Segitiga
Api
Terdapat 3 hal dasar yang harus dipenuhi untuk terjadinya pembakaran
yaitu: (1) Zat yang mudah terbakar (fuel), (2) Oksigen (biasanya dalam bentuk
udara), (3) Panas (nyala api, percikan listrik/ busur api, listrik statis,
gesekan peralatan mekanis, radiasi elektromagnet, reaksi kimia). Tiga komponen
ini harus berada dalam waktu yang bersamaan agar nyala api atau ledakan dapat
terjadi. Jika salah satu bagian hilang, maka api tidak akan terbentuk. Jika
salah satu sisi dihilangkan, maka api akan padam.
Sistem proteksi terhadap bahaya kebakaran dilakukan dengan
cara mengeliminasi satu atau lebih beberapa komponen di atas. Pada kondisi
dimana terdapat suatu campuran explosive
gas atmosphere, maka perlu dilakukan hal berikut:
(i) eliminasi terbentuknya zat yang mudah terbakar
di sekitar sumber nyala
(ii) eliminasi sumber nyala
Prinsip Dasar Peralatan Listrik tidak Menjadi Sumber Nyala
Kebakaran / ledakan dapat terjadi akibat adanya suatu sumber
percikan dalam suatu campuran gas yang mudah terbakar. Dengan demikian lazim
digunakan alat listrik yang tersertifikasi pada area tersebut untuk meminimalkan
sumber percikan. Sumber percikan lainnya dapat berupa peralatan yang
menggunakan baterai (telepon seluler, radio, cd / mp3 players, remote control,
dst), listrik statis, percikan dari peralatan listrik atau kawat listrik (misal
motor dan generator), permukaan panas dari peralatan listrik atau kawat listrik
(motor, transformer, solenoid valve), radiasi elektromagnet yang kuat, dst.
Seringkali zat yang mudah terbakar dan oksigen sulit untuk dihindari
atau dikontrol keberadaanya, sehingga pencegahan terjadinya sumber percikan
dapat meminimalkan bahaya kebakaran.
Tujuan dari pemilihan peralatan listrik dan cara
pemasangannya adalah untuk mengurangi bahaya peralatan tersebut pada tingkat
yang masih dapat diterima. Cara yang utama adalah dengan menempatkan peralatan
listrik diluar hazardous area. Jika hal ini tidak memungkinkan, perlu
dilakukan pemilihan peralatan listrik khusus dan pemasangannya dengan teknik
tertentu sehingga memenuhi persayaratan untuk dipasang di hazardous area.
Prinsip dasarnya adalah memastikan agar peralatan listrik tidak menjadi sumber
nyala/percikan atau tidak cukup panas untuk memicu terjadinya nyala api atau ledakan.
Klasifikasi Area
Klasifikasi area adalah suatu metode untuk analisis dan
klasifikasi terhadap suatu area dengan mempertimbangkan probabilitas keberadaan
flammable material, gas group dan temperature classes
untuk melakukan pemilihan dan pemasangan suatu peralatan dengan aman. Alat
listrik yang tersertifikasi mencantumkan beberapa parameter sbb.
Class/Division System
Sistem klasifikasi yang digunakan di US dan Kanada
(NFPA, NEC dan CEC Standards)
|
Zone System
Sistem klasifikasi yang digunakan di luar US dan
Kanada
(IEC dan ATEX Standards)
|
General Notes:
Terdapat 3
Class yaitu: (i) Class I : Flammable vapor / gas / liquids; (ii) Class
II : Combustible dusts; (iii) Class III : Ignitable fibers / flying.
Pada umumnya di fasilitas minyak and gas menggunakan Class I.
Terdapat 2
Division yaitu : (i) Division 1; (ii) Division 2
|
General Notes:
Beberapa faktor
penting dalam penentuan zone adalah probabilitas adanya gas/vapor, kuantitas,
durasi, sistem ventilasi, sifat gas Ketika terlepas ke udara (lebih ringan
atau berat dari udara)
|
Class I
Division 1
Tempat dimana terdapat konsentrasi gas/uap yang mudah terbakar
yang keberadaannya:
Frekuensi/durasi: >10 jam/tahun
|
Zone 0
Tempat dimana terdapat konsentrasi gas/uap yang mudah terbakar
yang keberadaannya :
Contoh: ruang di atas cairan minyak dalam storage tank, pipa
venting di storage pada saat filling.
Frekuensi/durasi: >1000 jam/tahun
|
Zone 1
Tempat dimana terdapat konsentrasi gas/uap yang mudah terbakar
yang keberadaannya:
·
mungkin terjadi
pada operasi normal.
·
mungkin terjadi
karena perbaikan, pemeliharaan, atau kebocoran.
Contoh: area luar di sekitar peralatan berisi yang flammable
liquid i.e. process area di sekitar vessel, pump/compressor seal
system, water drainage point yang mengandung flammable liquid,
sampling point.
Frekuensi/durasi: 10 - 1000 jam/tahun
|
|
Class I
Division 2
Tempat dimana konsentrasi gas/uap yang mudah terbakar yang
keberadaannya :
Frekuensi/durasi: <10 jam/tahun
|
Zone 2
Tempat dimana konsentrasi gas/uap yang mudah terbakar yang
keberadaannya :
Contoh: titik disekitar flange joint
Frekuensi/durasi: <10 jam/tahun
|
Class/Division System
Sistem klasifikasi yang digunakan di US dan Kanada
(NFPA, NEC dan CEC Standards)
|
Zone System
Sistem klasifikasi yang digunakan di luar US dan
Kanada
(IEC dan ATEX Standards)
|
General Notes:
|
General Notes:
Pada umumnya di fasilitas minyak and gas
menggunakan Group II.
|
Group A
Acetylene
Catatan: Peralatan tersertifikasi Group
A dapat digunakan di Group A+B+C+D area
|
Group IIC
Gas dengan MESG < 0.5 mm atau MIC<0.45
Mis: Hydrogen, Acetylene, Carbon Disulphide
Catatan: Peralatan tersertifikasi Group
IIC dapat digunakan untuk Group IIC + IIB + IIA area
|
Group B
Gas dengan MESG < 0.45 mm atau MIC < 0.4
Mis: Hydrogen, Butadiene, Ethylene Oxide, Propylene Oxide
Catatan: Peralatan tersertifikasi Group
B dapat digunakan untuk Group B+C+D area, tapi tidak dapat dipakai untuk
group A area
|
|
Group C
Gas dengan 0.45<MESG < 0.75 mm atau 0.4<MIC <0.8
Mis: Ethylene, Cyclopropane, Ethyl ether
Catatan: Peralatan tersertifikasi Group
C dapat digunakan untuk Group C+D area, tapi tidak dapat dipakai untuk Group
A+B area
|
Group IIB
Gas dengan 0.5 mm < MESG < 0.9 mm atau 0.45<MIC<0.8
Mis: Ethylene, Propylene Oxide, Ethylene Oxide, Butadiene,
Cyclopropane, Ethyl Ether
Catatan: Peralatan tersertifikasi Group
IIB dapat digunakan untuk Group IIB + IIA area, tapi tidak dapat dipakai
untuk Group IIC area
|
Group D
Gas dengan MESG > 0.75 mm atau MIC > 0.8
Mis: Propane, Acetone, Ammonia, Benzene, Butane, Ethanol, Gasoline,
Hexane, Methanol, Methane, Naphta, Natural Gas, Toluene
Catatan: Peralatan tersertifikasi Group
D dapat digunakan untuk Group D area, tapi tidak dapat dipakai untuk Group
A+B+C area
|
Group IIA
Gas dengan MESG > 0.9 mm atau MIC > 0.8,
mis: Propane, Acetone, Benzene, Butane, Methane, Petrol, Hexane,
Larutan Cat
Catatan: Peralatan tersertifikasi Group
IIA area hanya dapat digunakan untuk Group IIA area, dan tidak dapat dipakai
untuk Group IIB+IIC area
|
Class/Division System
Sistem klasifikasi yang digunakan di US dan Kanada
(NFPA, NEC dan CEC Standards)
|
Zone System
Sistem klasifikasi yang digunakan di luar US dan
Kanada
(IEC dan ATEX Standards)
|
General Notes:
Temperature Class : temperatur
operasi maksimum pada permukaan peralatan yang tidak melebihi Ignition Temperature.
Semakin tinggi Ignition Temperature, semakin rendah Temperature
Class.
Ignition temperature untuk
beberapa gas adalah sbb: Methane 595oC, Hydrogen 560oC,
Ethylene 425oC, Butane 372oC, Hydrogen Sulphide 270oC,
Cyclohexane 259oC, Diethyl Ether 170oC, dll
|
General Notes:
Temperature Class: temperatur
operasi maksimum pada permukaan peralatan yang tidak melebihi Ignition Temperature.
Semakin tinggi Ignition Temperature, semakin rendah Temperature
Class.
Ignition temperature untuk beberapa gas adalah sbb: Methane 595oC,
Hydrogen 560oC, Ethylene 425oC, Butane 372oC,
Hydrogen Sulphide 270oC, Cyclohexane 259oC, Diethyl
Ether 170oC, dll
|
T1
450 oC
|
T1
450 oC
|
T2
300 oC
|
T2
300 oC
|
T2A
280 oC
|
|
T2B
260 oC
|
|
T2C
230 oC
|
|
T2D
215 oC
|
|
T3
200 oC
|
T3
200 oC
|
T3A
180 oC
|
|
T3B
165 oC
|
|
T3C
160 oC
|
|
T4
135 oC
|
T4
135 oC
|
T4A
120 oC
|
|
T5
100 oC
|
T5
100 oC
|
T6
85 oC
|
T6
85 oC
|
Class/Division System
Sistem klasifikasi yang digunakan di US dan Kanada
(NFPA, NEC dan CEC Standards)
|
Zone System
Sistem klasifikasi yang digunakan di luar US dan
Kanada
(IEC dan ATEX Standards)
|
Konsep Explosion Protection
|
Konsep Explosion Protection
|
Division 1:
Division 2:
|
Zone 0:
Zone 1:
Zone 2:
|
Tabel 4.Perbandingan Explosion Protection Method
Search Description:
hazardous area classification
class division
zone
gas group
mesg
mic
temperature class
No comments:
Post a Comment