1. Pilih Waktu yang Mulia dan Utama.
Terdapat beberapa keterangan mengenai waktu yang mulia untuk berdoa yaitu:
- Sepertiga malam terakhir
- Saat berbuka puasa bagi orang yang berpuasa
- Malam Lailatul Qodar pada Bulan Ramadhan
"Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar?
Beliau bersabda: Berdoalah:
اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni ["Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku"]" (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)
- Hari Arafah
- Pada saat Adzan
- Antara Adzan dan Iqamah
- Hari Jumat
- Ketika Hujan Turun
- Bersujud ketika shalat
2. Membaca doa penuh harap agar dikabulkan, khawatir jika tidak diperkenankan, khusyuk, dan meendahkan hati dengan suara yang lembut
"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas" (QS. Al A'raf ayat 55)
3. Doa dibaca berulang-ulang untuk menunjukkan kesungguhan dan sangat membutuhkan, mengangkat kedua belah tangan, dan menyapukan kedua belah telapak tangan di akhir doa.
"Jika (seseorang) mengulurkan (mengangkat) tangannya pada saat berdoa maka (doanya) tidak akan dikabulkan hingga ia mengusapkan (tangan) ke mukanya" (HR. At-Tirmidzi)
4. Susunan doa biasa dan sederhana, sopan, tepat mengenai sesuatu yang dipintanya.
Akan lebih afdhol jika menggunakan doa-doa yang ada di dalam Al-Quran atau doa-doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW, yang sesuai dengan hajat atau permintaan kita.
5. Memulai dan mengakhiri doa dengan pujian-pujian kepada Allah SWT dan membaca shalawat kepada Nabi. Urutan dalam berdoa adalah sbb:
- memuji Allah terlebih dahulu
- bershalawat kepada Nabi SAW
- memanjatkan doa yang diinginkan
- menutup dengan shalawat dan sanjungan pada Allah SWT.
"Sesungguhnya doa itu diam antara langit dan bumi, tidak naik ke atas hingga engkau bershalawat pada Nabimu shallallahu ‘alaihi wa sallam" (HR. Tirmidzi).
6. Berobat diri sebelum berdoa dan menghadapkan diri kepada Allah SWT.
Salah satu sebab dikabulkannya doa adalah seorang hamba mendahulukan taubat dari seluruh dosa-dosanya, mengakui dosa-dosanya dan kesalahannya, serta menyesali dosa dan kesalahannya, karena bertumpuknya dosa, serta banyaknya kemaksiatannya merupakan sebab tidak dikabulkannya doa.
"Kemudian beliau (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) menyebutkan seseorang yang lama berpergian jauh, acak-acakan rambutnya dan berdebu. Dia mengangkat kedua tangannya ke atas: ‘Ya Rabbi…Ya Rabbi…’, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, badannya tumbuh dari yang haram, maka bagaimana doanya bisa terkabulkan?" (HR. Muslim).